Labels

Friday, February 10, 2023

ELENA EPISODE 11

ELLYA NINGSIH 

ELENA 

EPISODE   11

Bayi dengan Mata Coklat Kebiruan 


       Mencoba tetap bersikap biasa ,hati-hati Ibnu menyarahkan kembali bayi itu tangan perawat dengan tangan bergetar.Lalu, ia keluar ruangan menuju mushala untuk shalat Subuh,sungguh saat ini ia butuh audensi dengan Rabbnya.Beberapa pasang mata perawat memperhatikannya sambil berbisik-bisik,tetapi ia tidak memperdulikannya .

    Ibnu memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi ke sebuah tanah lapang,berhenti di tengah,dan memencet klakson dengan keras berkali-kali.Hatinya di penuhi amarah , sekarang ia paham betapa cinta dan benci itu lebih tipis dari kulit ari .

     Baiklah,aku tidak boleh gegabah,dalam hati ia mencoba menenangkan diri.Dia mengatur nafasnya yang tersengal.Bisa jadi matanya berwarna cokelat kebiruan karena nenek Elena memang keturunan Eropa.Namun sependek pengetahuan nya,hanya satu di antara di antara enam orang yang lahir dengan warna mata biru di dunia penyebab nya adalah sangat sedikitnya jumlah melanin di Stroma mata .

   Secara genetik,ini sifatnya resesif sehingga membutuh kan multigen untuk dapat melahirkan bayi bermata biru.Artinya gen resesif hanya akan muncul apabila berpasangan dengan gen resesif lain .  Sementara tak ada seorang pun bermata biru di keturunan Ibnu. Entahlah ia merasakan sakit kepala.Sambil mengentak-entakkan dahinya ke atas setir berkali-kali.bibirnya komat Kamit terus beristighfar.Kedua mata nya terasa panas,begitu,begitu juga hatinya,ya Allah apa yang harus aku lakukan?lirihnya dalam hati . 

   Ibnu kembali ke rumah sakit.Ia mengetuk ruangan Dokter Hana yang membantu persalinan Elena.Seorang muslimah,setengah baya. "Assalamualaikum, Dokter,boleh saya masuk?"      Wa'alaikumussalam. Saya belum mulai jam  praktek," pak.
   "Maaf,Dokter,sebentar saja.Saya mohon." 

   Perempuan itu menatap sekilas pada wajah lelah dan kusut Ibnu,lalu menghela nafas sedikit iba."Baiklah,lima menit."

   Elenna menatap bayi mungil di pelukannya yang sedang berusaha menyusu dengan gigih. Air matanya menetest ketakutannya menjadi kenyataan.Dengan sekali pandang ia sudah tahu si kecil mirip siapa.Terlalu kentara untuk dianggap  berbeda. Pun begitu selayaknya seorang ibu ia tetap mencintai nya. Ia akan mempertahan apapun resikonya .

    Elena gelisah dia tak melihat suaminya dari tadi. Apakah ia baik-baik saja?pertanyaan bodoh! Ia mengutuk dirinya sendiri.Tentu saja suaminya itu sedang tidak baik-baik Hati siapa yang tak akan  hancur?setalah kesabarannya selama ini,ia malah di hadiahi anak yang bukan dari benihnya .

   "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh...." Terdengar suara dari arah pintu di Sergai ketukan perlahan .
"Wa'alaikumussalam.... Masya Allah,Abah.... Ummi Izza....Maryam... Buru-buru di tutupinya bagian tubuh yang terbuka dengan bergo panjangnya. Kedua orang yang datang adalah orangtua Safitri yang sudah di kenalnya  sejak kecil. Dia mulai membuka kembali hubungan dengan keduanya saat mengetahui kebenaran tentang sahabatnya itu.

    Untuk beberapa saat Ummi Izza memeluk Elena hangat sambil mengusap kepala sampai ke punggung nya.Elena tak kuasa untuk tidak terisak , bebannya terlalu berat.
   "Nenek pemisi,Aku mau lihat adik baruku ." Maryam tak sabar menarik-narik abaya Umi Izza sehingga pelukannya terlepas dari Elena.

    "Maryam,anak ibu yang cantik dan Sholehah,sini sini, Nak ,"Elena mengulur kan satu tangannya .
   Maryam mendekat penuh semangat . Kemudian di ciumnya dengan lembut pipi adik bayi."Adik bayi yang lucu,matanya biru. Harunnya seperti jus jambu,"Maryam berpuisi dan semua tertawa canggung .

     "Mana Ibnu ?"tanya Abah .
   " Mungkin keluar mencari sarapan.sejak semalam ia belum makan."Elena mejawab ragu .
  "Abah coba cari keluar ya ," sahut Abah .

   "Kapan kau boleh pulang?"tanya Ummi Izza setelah abah meninggalkan mereka .
    "Besok,Ummi. Alhamdulillah,"jawab Elena .
    "Mama papamu sudah datang menjenguk ?"
  "Belum Ummi mungkin baru bisa datang besok atau lusa katanya."Elena menjawab sambil mengambil nampan makanan,lalu menyantap sarapan nya .

    Mereka berbincang-bincang ringan, sesekali tertawa menimpali tutur dan tingkah Maryam. selang beberapa lama ,
Ibnu dan Abah kembali ke kamar membawa buah dan susu segar untuk Elena .
 "Sudah sarapan,mas tanya Elena .
  "Sudah ,"jawab Ibnu singkat .Elena merasa kan bahwa suaminya enggan memandang nya .

Kami pamit pulang dulu ya.untuk sementara waktu biarkan Maryam tinggal bersama kami dulu sampai Elena pulih kembali,"kata umi Izza .
 Kami akan menjemput secepatnya ,"Ibnu tersenyum sambil mengusap kepala Maryam .
   "Baiklah ,"Maryam kembali mencium pipi adik bayinya yang tertidur pulas di gendongan ummi Izza.

     Ummi Izza meletak kan hati-hati tubuh mungil di boks bayi . Melihat mata kebiruan bayi itu  sedikit banyak perempuan paruh baya itu bisa menduga apa yang terjadi.Dulu semasa putrinya masih hidup ,dia selalu menceritakan semua tentang Elena termasuk keinginan nya untuk menjaga Elena dari kemaksiatan .
 "Sebaik-baik penebus an dosa itu di dunia maka bertahanlah nak dengan kesabaran yang banyak. ..." Ummi Izza berbisik perlahan Elena mengangguk-angguk sambil kembali meneteskan air mata.
 Ibnu menutup perlahan setelah mereka pergi . Ia masih acuh tak acuh dengan Elena .

     "Mas ....."
     "Jangan sekarang , Elena .kita berdua butuh istirahat ." Ibnu  menahan berbicara dengan mengangkat tangannya sedikit ke udara . Ia tetap tidak memandang Elena .

    Ibnu mengambil bantal,lalu merebah kan dirinya di sofa membelakangi Elena , pura-pura tidur.Elena mendesah pendek. Hatinya sakit,tapi ia tahu Ibnu jauh lebih terluka parah . Ia hanya mampu memperhati kan suaminya tanpa berkata apa-apa,ia kehilangan sosok lembut dan hangat Air mata Air matanya menetes lagi.

  Sang keesokan harinya ,setelah membereskan semua administrasi dan bersiap pulang ,Ibnu kembali menemui Dokter Hana sesuai perjanjian yang di buat nya kemaren seorang diri .
 "Bagaimana hasilnya, Dokter?tanya Ibnu tanpa berbasa-basi.
Dokter Hana menyodor  kan  sebuah amplop. Ibnu membukanya, membaca sekilas ,lalu memasukkan kembali ke amplop .
  "Saya tidak faham . Tolong katakan saja dengan bahasa yang mudah,apakah ia anak saya atau bukan?"Ibnu bertanya lagi dengan tidak sabar .

   Dokter Hana nafas berat , dari awal ia mencium ketidak beresan.
  "Dari hasil tes darah tertera di kertas itu ,dapat kami simpul kan bahwa bahwa bayi itu bukan dari benih Bapak.Manusia golong an darahnya  A.B.AB,O dengan rhesus(+)atau (-).Orang Asia sepeerti kita biasanya rhasis (+),hanya 2%yang (-)yaitu keturunan dari orang Asia yang menikah dengan orang asing namun untuk lebih yakinnya Bapak bisa melakukan tes DNA 
    "Tidak perlu ,"Ibnu menjawab singkat mukanya merah menahan marah .

    "Selai tes DNA yang tadi saya usulkan dan tes darah ya sudah Bapak lakukan sebenarnya seiring berjalannya waktu terlihat dengan sendirinya melalui kemiripannya wajah atau anggota tubuh kemiripan karakter dan ikatan batin yang sangat kuat meskipun berpisah lama ."
      "Saya sudah menduga .saya hanya perlu penegasan untuk lebih yakinmya.terima kasih ,Dok.saya mohon tolong rahasiakan.

    "Jangan khawatir, Pak.salah satu tanggung jawab kami adalah merahasiakan data pasien ."     "Terima kasih dokter ."
Ibnu keluar dari ruangan Dokter Hana , rahangnya mengeras sementara tangannya terkepal .Ia berbelok ke arah kamar kecil tak kuasa menahan gejolak amarah dan benci dalam hati . Di hantamnya dinding lorong beberapa kali dengan tangan kanan untuk melupakan emosi.belum pernah iya merasakan semarah ini dalam hidupnya.Bercak darah membekas di dinding dan buku-buku jemari bagian luar Ibnu yang terluka namun,sakitnya tak sebanding dengan luka di dalam hatinya. Ah rupanya inilah yang Elena sembunyikan dalam diamnya .

   Ibnu kembali ke kamar,menjemput Elena dan bayinya selama perjalanan pulang,mereka mengendarai mobil pulang ke rumah tanpa berkata apa-apa.Elena merasa tersiksa sampai di rumah,Ibnu meninggalkan perempuan di kamarnya sementara Ia sendiri masuk ke kamar Maryam .Elena terperangah mendapati kamarnya sudah di hias sedemikian rupa dengan balon-balon  berwarna biru.rupanya Beberapa saat sebelum elena melahirkan Ibnu sempat meminta tolong ummi Izza untuk menghias kamarnya Elena tak tahan lagi. Dia meletakkan bayi mungil yang terlelap ke dalam boks bayi yang sudah di siapkan itu beberapa waktu sebelum kelahirannya ia menghampiri Ibnu di kamar Maryam.
   "Mas...."
Ibnu menoleh sebentar memalingkannya mukanya tanpa sepatah katapun .

    "Mas....,marahlah. Makilah, pukul aku.tapi aku mohon jangan diamkan aku bicaralah.
aku tidak tahan kau  acuhkan ...." 
  "Siapa laki-laki itu ."

No comments:

Post a Comment